Selasa, 27 November 2012

MAKALAH ASUHAN NEONATUS, BBL, BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH (KONSEP RUJUKAN PADA NEONATUS, BAYI, BALITA dan ANAK PRA SEKOLAH)


MAKALAH ASUHAN NEONATUS, BBL, BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
(KONSEP RUJUKAN PADA NEONATUS, BAYI, BALITA dan ANAK PRA SEKOLAH)

DISUSUN OLEH KELOMPOK X
Dortiana sombo
Mira indahsari    (11.03.2.062.1)
Puji wariani
Wahyuni setianingsih    (11.03.2.078.1)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GANESHA HUSADA
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2012-2013
Pembimbing: Yuyun kristina, S. Kep., Ns

                            
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan taufik serta hidayahNya, sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW dan selalu tertuju kepada para sahabat dan keluarga beliau serta para pengikut beliau. Makalah ini berjudul “KONSEP RUJUKAN NEONATUS, BBL, BAYI BALITA dan ANAK PRA SEKOLAH”, guna memenuhi tugas mata kuliah ASKEB NEONATUS, BBL, BAYI BALITA dan ANAK PRA SEKOLAH.. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak guna kesempurnaaan makalah ini.
Tidak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada Ibu Yuyun Kristina, S. Kep., Ns. selaku pengajar mata kuliah “Asuhan Kebidanan naonatus, BBL, bayi balita dan anak pra sekolah”. Atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini.
Makalah ini dimaksudkan sebagai tuntunan belajar bagi mahasiswa di insitusi pendidikan kesehatan khususnya bidang kebidanan. Semoga dengan adanya makalah ini bisa memberi banyak pengetahuan bagi pembaca khususnya bagi penulis sendiri.
            Kami mengadari keterbatasan dalam menyusun makalah ini. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak, terutama dari seluruh civitas akademika kebidanan dimanapun berada demi penyempurnaan edisi-edisi berikutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak hingga makalah ini dapat selesai.



19 September 2012

Penulis








DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................  i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................  ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I   PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang  ........................................................................................................... 1
1.2  Rumusan masalah......................................................................................................   1
1.3  Tujuan........................................................................................................................  1
1.4  Manfaat......................................................................................................................  1
BAB II    PEMBAHASAN
2.1  Pengertian rujukan......................................................................................................   2
2.2  Tujuan sistem rujukan neonatus..................................................................................    2
2.3  Jenis rujukan................................................................................................................  2
2.4  Tingkat rujukan...........................................................................................................   3
2.5  Identifikasi neonatus yang akan dirujuk.....................................................................      4
2.6  Mekanisme alur rujukan..............................................................................................   4
2.7  Kendala / masalah dalam rujukan...............................................................................    5
BAB III   PENUTUP
3.1     Kesimpulan................................................................................................................  6
3.2     Saran.......................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang
Salah satu kelemahan pelayanan kesehatan adalah pelaksanaan rujukan yang kurang cepat dan tepat. Rujukan bukan suatu kekurangan, melainkan suatu tanggung jawab yang tinggi dan mendahulukan kebutuhan masyarakat. Kita ketahui bersama bahwa tingginya kematian ibu dan bayi merupakan masalah kesehatan yang dihadapi oleh bangsa kita. Pada pembelajaran sebelumnya, telah dibahas mengenai masalah 3T (tiga terlambat) yang melatar belakangi tingginya kematian ibu dan anak, terutama terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.
Dengan adanya system rujukan, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu karena tindakan rujukan ditunjukan pada kasus yang tergolong berisiko tinggi. Oleh karena itu, kelancaran rujukan dapat menjadi factor yang menentukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan perinatal, terutama dalam mengatasi keterlambatan.
Bidan sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kesiapan untuk merujuk ibu atau bayi ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika menghadapi penyulit. Jika bidan lemah atau lalai dalam melakukannya, akan berakibat fatal bagi keselamatan ibu dan bayi.

1.2    Rumusan masalah
a.      Pengertian rujukan(neonatus, BBL, bayi, balita, anak pra sekolah)
b.      Jenis rujukan.
c.      Tingkat rujukan

1.3    Tujuan penulisan
a.      Diharapkan mampu mengetahui pengertian rujukan
b.      Mampu mengetahui jenis dan tingkat rujukan.

1.4    Manfaat
a.       Bagi mahasiwa
1.         Menngerti pengertian rujukan dan tanda-tanda pasien yang perlu dirujuk.
b.      Bagi tenaga kesehatan
1.      Dapat melakukan rujukan sesuai dengan tingkat kegwat daruratanya.
2.      Dapat melaksanakan manajerial asuhan kebidanan dikomunitas baik di rumah, posyandu, polindes dengan focus making pregnancy safer dan system rujukan.






BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Pengertian rujukan
Sistem Rujukan adalah system yang dikelola secara strategis, pragmatis, merata proaktif dan koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkannya terutama bagi ibu dan bayi baru lahir, dimanapun mereka berada dan berasal dari golongan ekonomi manapun, agar dapat dicapai peningkatan derajat kesehatan ibu hamil dan bayi melalui peningkatan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal di wilayah mereka berada(Dikepkes RI 2008)

Sistem rujukan adalah: suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal atau horizontal(Notoatojo 2003)

Sistem rujukan neonatus adalah:  sistem yang memberikan suatu gambarantata cara pengiriman neonatusresiko tinggi dari yang kurang mampumemberikan pelayanan ke rumah sakit(RS)yang dianggap mempunyai fasilitas yang lebih mampu dalam hal penatalaksanaanya secara menyeluruh (yaitu: yang mempunyai fasilitas yang lebih, dalam hal tenaga medis, laboratorium, perawatan dan pengobatan.)

Tiga hal yang kemungkinan terjadi dalam hal merujuk adalah:
1.      Penyerahan tanggung jawab timbal balik perawatanpenderita dari suatu unit kesehatan secara vertikal dan horizontal pada unit kesehatan yang lebih mampu.
2.      Penyaluran pengetahuan dan ketrampilan dari unit kesehatan yang lebih mampu pada unit kesehatan yang lebih kecil.
3.      Pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratoriumdari unit kesehatan yang kecil oada unit kesehatan yang kebih mampu dan pengirimanan hasil kembali pada unit kesehatan yang mengirimnya.

2.2    Tujuan sistem rujukan neonatus
Memberikan pelayanan kesehaatan pada neonatus dengan cepat dan tepat, menggunakan fasilitas kesehatan neonatus seefisien mungkin dan mengadakan pembagian tugas pelayanan kesehatan neonatus pada unit unit kesehatan sesuaidengan lokasi dan kemampuan unit-unit tersebut serta mengurangi angka kesakitan dan kematian bayi.

2.3    Jenis rujukan
a.       Rujukan medis :dibagi menjadi 2 yaitu:
                                                               i.      Rujukan pasien (Transfer of patient) Konsultasi penderita untuk keperluaan diagnostic, pengobatan, tindakan opertif dan lain – lain.
                                                             ii.      Pengiriman bahan (Transfer of specimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.

b.      Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan terdiri dari survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit menular/kejadian luar biasa(KLB),pemberian makanan atas kejadian kelaparan, penyelidikan kejadian keracunan massal, bantuan teknologi dan obat-obatan dan tempat tinggal pada kejadian bencana alam

2.4    Tingkat rujukan
Sebelum membahas tingkat rujukan akan dibahas dahulu tingkat perawatan unit bayi baru lahir. Berdasarkan faktor resiko dan kemampuan unit kesehatan.
Pada dasarnya tingkat perawatan dibagi menjadi
1.    Pelayanan dasar termasuk didalamnya adalah RS kelas D, puskesmas dengan tempat tidur, rumah bersalin.
2.    Pelayanana spesialistik da dalamnya termasuk RS kelasa C, RS kabupaten, RS swasta,RS provinsi.
3.    Pelayanan subspesialistis Ialah RS kelas A, RS kelas B pendidikan non pendidikan oemerintah atau swasta.

Tingkat unit perawatan BBL dapat dibagi menjadi:
1.      Unit perawatan bayi baru lahir tingkat III
Merupakan openerima rujukan BBL yang lahir dirumah atau pondok bersalin.unit ini memeberikan pelayanan dasar  pada bayi yang baru lahir di puskesmas dengan tempat tidur atau rawat inap dan rumah bersalin. Kasus rujukan yang dapatdilakukan adalah: bayi kurang bulan, sindroma gangguan pernafasan,, kejang, cacat bawaan ynag memerlukan tindakan segera, gangguan oenegluaran mekonium disertai kembung, dan muntah, kuning yang timbulnya terlalu awal atau lebih dari dua minggu dan diare. Pada unit ini perlu penguasaan  terhadap pertolongan pertama kegawatan bayi bat=ru lahir seperti pengenalan tanda-tanda sindroma gangguan nafas, infeksi atau sepsis, cact bawaan yang memerlukan sengan segera, masalah ikterus, muntah perdarahan, berat badan lahir rendah dan diare.
2.      Unit perawatan bayi baru lahir tingkat II
Pada unit ini telah ditempatkan sekurang kurangnya empat tenaga dokter ahli. Pelayanan yang diberikan di unit ini berupa pelayanan kehamilan dan persalinan normal maupun resiko tinggi. Perawatan bayi baru lahir kali ini meliputi kemampuan oertolongan resusitasi bayi baru lahir maupun resusitasi pada kegawatan selam pemasangan pita endotrakeal, terapi oksigen, pemberian cairan intavena. Terapi sinar dan tranfusi tukar, penata laksanaan hipoglikemi perawatan bayi BBLR dan bayi lahir dengan tindakan. Sarana penunjang berupa laboratorium dan pemeeriksaan radiologis telah tersedia pada unit ini. Unit ini juga telah dokter bedah sehingga dapat melakukan tindakan bedah segera pada bayi-bayi
3.      Unit perawatan bayi batru lahir tingkat I
Pada unit ini semua aspek yang berhubungan dengan masalah perinatologi dan neonatologi dapat ditangani. Unit ini merupakan pusat rujukan  sehingga kasus yang ditangani sebagian besar merupakan kasus resiko tinggi baik dalam kehamilan, persalinan maupun bayi baru lahir.
2.5    Identifikasi neonatus yang akan dirujuk
Yaitu neonatus yang tergolong neonatus resiko tinggi. Perlu diketahui bahwa neonatus resiko tinggi dapat lahir  dari ibu dengan kehamilan resiko tinggi pula.  Dalam tahap yang lebih awal, penolong persalinan seharusnya dapat mengenali bahwa kehamilan yang dihadapinya  adalah suatu kelahiran resiko tinggi. Berikut ini beberapa kelahiran resiko tinggi yaitu: ketuban pecah dini, amnion tercemar mekonium, kelahiran prematur kurang dari 37 minggu , kelahiran postmatur lebih dari 42 minggu, toksemia, ibu menderita DM,  primigravida muda, primigravida tua, kehamilan kembar, ketidak cocokan rhesus, hipertensi, penyakit jantung pada ibu, penyakit ginjal pada ibu, penyakit epilepsi pada ibu, ibu demam/sakit, perdarahan ibu, sungsang, lahir dengan seksio sesaria/extraksi vakum, ertraksi forsep, kecanduan oba-obatan, dicurigai adanya kelainan bawaan, komplikasi obstetri lain.
Bayi yang termasuk resiko tinggi antara lain bayi prematur/ BBLR (BB dibawah 1750-2000 grram), umur kehamilan kurang dari32-36 minggu, bayi yang lahir dari ibu DM,  bayi dengan riwayat apnae, bayi dengankejang berulang, sepsis, asfiksia berat, bayi dengan gangguan perdarahan dan bayi dengan gangguan nafas (respiratory distress)
Penolong persalinan nhars mengidentifikasi bahwa ibu akan melahirkan , kelak akan melahirkan resiko tinggi, penolong persalinan dalam hal ini antara lain: dukun beranak, bidan desa, perawat bidan, dokter puskesmas/ dokter persalinan, dokter di RS kelas D, dokter di RS kelas C. Penolong mengidentifikasi kelahiran bayi, resiko tinggi adalh dukun beranak. Bidan atau perawat bidan lebih mudah mengidentifikasi kelahiran abyi resiko tinggi, karna pada saaat menempuh pendidikan, telah diajarka menenai persalinan dan neonatus resiko tunggi.
Bidan dapat memberikan alih pengetahuan kepada dukun mengenai pertolongan  kelahiran bayi berupa ketentuan-ketentuan sebagai berikut membersihkan saluran nafas, bayi dijaga jangan sampai kedinginan, bila perlu memberikan bantuan nafas mulu ke mulut, proses pertolingan kelahiran harus bersih untuk menhindarkan kemungkinan infeksi, perawatan tali pusat dan perawatan bayi yang benar.

2.6    Mekanisme alur rujukan
a.      Dari Kader dapat dikirim ke:     Puskesmas pembantu
Pondok bersalin / bidan desa.
Puskesmas / puskesmas rawat inap
Rumah sakit pemerintah / swasta
b.    Dari Posyandu dikirim ke:         Puskesmas pembantu
Pondok bersalin / bidan desA.
Puskesmas / puskesmas rawat inap
Rumah sakit pemerintah / swasta
c.    Dari Puskesmas Pembantu dikirim ke:   Rumah sakit tipe D/C atau
Rumah sakit swasta
d.      Dari Pondok bersalin / Bidan Desa dikirim ke:   Rumah sakit tipe D/C atau
Rumah sakit swasta


2.7    Kendala/masalah dalam rujukan
Kendala yang paling banyak adalah masalah transportasi, masalah lain dalam rujukan adalah masalah geografi. Jalan-jalan yang ditempuh sering kali menghambat, sehingga tidak jarang walaupun telah diberikan penjelasan tentang perlunya rujukan kepada orang tua atau keluarga, tetapi akhirnya mereka keberatan bayinya dibawa kerumah sakit yang lebih mampu merawat bayinya. Seiain itu orang tua dan keluarga bayi jugamembayangkan ditempat rujukan nanti berapa lagi uang yang harus dikeluarkan untuk perawatang bayinya.
Kendala lain dalam rujukan bayi adalah ketersediaan fasilitas, apakah kelasrumah sakit sudah sesuaidenganfasilitas yang secara teori harus ada. Kondisi ini juga kadang-kadang menyebabkan rujukan langsung ke RS kelas A atau RS kelas B.

































BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan.
3.2    Saran.








































DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2006. Modul Materi Dasar I Kebijakan Program Imunisasi. Depkes RI, Jakarta.
Kosim, MS, dkk,2003, Buku Paduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Bidan, dan Perawat Dirumah Sakit. IDAI, MNH-JHPIEGO-Depkes RI, Jakarta.
Tcipta, Guslihan, 2004, Sistem Rujukan Neonatus. Bagian ilmu kesehatan anak. FK USU, Medan

3 komentar: