MAKALAH ASUHAN NEONATUS, BBL, BAYI BALITA DAN
ANAK PRA SEKOLAH
(KONSEP RUJUKAN
PADA NEONATUS, BAYI, BALITA dan ANAK PRA SEKOLAH)
DISUSUN OLEH KELOMPOK X
Dortiana sombo
Mira indahsari (11.03.2.062.1)
Puji wariani
Wahyuni
setianingsih (11.03.2.078.1)
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN GANESHA HUSADA
PROGRAM
STUDI D-III KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2012-2013
Pembimbing:
Yuyun kristina, S. Kep., Ns
Segala puji syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT yang telah melimpahkan taufik serta hidayahNya, sholawat serta
salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW
dan selalu tertuju kepada para sahabat dan keluarga beliau serta para pengikut
beliau. Makalah ini berjudul “KONSEP RUJUKAN NEONATUS, BBL, BAYI BALITA dan
ANAK PRA SEKOLAH”, guna memenuhi tugas mata kuliah ASKEB NEONATUS, BBL, BAYI
BALITA dan ANAK PRA SEKOLAH.. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak guna kesempurnaaan makalah ini.
Tidak lupa penyusun
ucapkan terima kasih kepada Ibu Yuyun Kristina, S. Kep., Ns. selaku pengajar
mata kuliah “Asuhan Kebidanan naonatus, BBL, bayi balita dan anak pra sekolah”.
Atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini.
Makalah ini dimaksudkan sebagai
tuntunan belajar bagi mahasiswa di insitusi pendidikan kesehatan khususnya
bidang kebidanan. Semoga dengan adanya makalah ini bisa memberi banyak
pengetahuan bagi pembaca khususnya bagi penulis sendiri.
Kami mengadari
keterbatasan dalam menyusun makalah ini. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari berbagai pihak, terutama dari seluruh civitas akademika
kebidanan dimanapun berada demi penyempurnaan edisi-edisi berikutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada seluruh
pihak hingga makalah ini dapat selesai.
19 September 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................................ 1
1.4 Manfaat...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian rujukan...................................................................................................... 2
2.2 Tujuan sistem rujukan neonatus.................................................................................. 2
2.3 Jenis rujukan................................................................................................................ 2
2.4 Tingkat rujukan........................................................................................................... 3
2.5 Identifikasi neonatus yang akan dirujuk..................................................................... 4
2.6 Mekanisme alur rujukan.............................................................................................. 4
2.7 Kendala / masalah dalam
rujukan............................................................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan................................................................................................................ 6
3.2
Saran.......................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Salah satu kelemahan pelayanan kesehatan adalah
pelaksanaan rujukan yang kurang cepat dan tepat. Rujukan bukan suatu
kekurangan, melainkan suatu tanggung jawab yang tinggi dan mendahulukan
kebutuhan masyarakat. Kita ketahui bersama bahwa tingginya kematian ibu dan
bayi merupakan masalah kesehatan yang dihadapi oleh bangsa kita. Pada
pembelajaran sebelumnya, telah dibahas mengenai masalah 3T (tiga terlambat)
yang melatar belakangi tingginya kematian ibu dan anak, terutama terlambat
mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.
Dengan adanya system rujukan, diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu karena tindakan rujukan
ditunjukan pada kasus yang tergolong berisiko tinggi. Oleh karena itu,
kelancaran rujukan dapat menjadi factor yang menentukan untuk menurunkan angka
kematian ibu dan perinatal, terutama dalam mengatasi keterlambatan.
Bidan sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kesiapan
untuk merujuk ibu atau bayi ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan
tepat waktu jika menghadapi penyulit. Jika bidan lemah atau lalai dalam
melakukannya, akan berakibat fatal bagi keselamatan ibu dan bayi.
1.2
Rumusan masalah
a.
Pengertian rujukan(neonatus, BBL,
bayi, balita, anak pra sekolah)
b.
Jenis rujukan.
c.
Tingkat rujukan
1.3
Tujuan penulisan
a.
Diharapkan mampu mengetahui
pengertian rujukan
b.
Mampu mengetahui jenis dan tingkat
rujukan.
1.4
Manfaat
a.
Bagi mahasiwa
1.
Menngerti pengertian rujukan dan tanda-tanda
pasien yang perlu dirujuk.
b.
Bagi tenaga kesehatan
1.
Dapat melakukan rujukan sesuai
dengan tingkat kegwat daruratanya.
2.
Dapat melaksanakan manajerial asuhan
kebidanan dikomunitas baik di rumah, posyandu, polindes dengan focus making
pregnancy safer dan system rujukan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
rujukan
Sistem Rujukan adalah system
yang dikelola secara strategis, pragmatis, merata proaktif dan koordinatif
untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkannya terutama bagi
ibu dan bayi baru lahir, dimanapun mereka berada dan berasal dari golongan
ekonomi manapun, agar dapat dicapai peningkatan derajat kesehatan ibu hamil dan
bayi melalui peningkatan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal di wilayah mereka berada(Dikepkes RI
2008)
Sistem rujukan adalah: suatu sistem
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab
timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara
vertikal atau horizontal(Notoatojo 2003)
Sistem rujukan neonatus adalah: sistem yang memberikan suatu gambarantata
cara pengiriman neonatusresiko tinggi dari yang kurang mampumemberikan
pelayanan ke rumah sakit(RS)yang dianggap mempunyai fasilitas yang lebih mampu
dalam hal penatalaksanaanya secara menyeluruh (yaitu: yang mempunyai fasilitas
yang lebih, dalam hal tenaga medis, laboratorium, perawatan dan pengobatan.)
Tiga hal yang kemungkinan terjadi dalam
hal merujuk adalah:
1. Penyerahan
tanggung jawab timbal balik perawatanpenderita dari suatu unit kesehatan secara
vertikal dan horizontal pada unit kesehatan yang lebih mampu.
2. Penyaluran
pengetahuan dan ketrampilan dari unit kesehatan yang lebih mampu pada unit
kesehatan yang lebih kecil.
3. Pengiriman
bahan untuk pemeriksaan laboratoriumdari unit kesehatan yang kecil oada unit
kesehatan yang kebih mampu dan pengirimanan hasil kembali pada unit kesehatan
yang mengirimnya.
2.2 Tujuan
sistem rujukan neonatus
Memberikan pelayanan kesehaatan pada
neonatus dengan cepat dan tepat, menggunakan fasilitas kesehatan neonatus
seefisien mungkin dan mengadakan pembagian tugas pelayanan kesehatan neonatus
pada unit unit kesehatan sesuaidengan lokasi dan kemampuan unit-unit tersebut
serta mengurangi angka kesakitan dan kematian bayi.
2.3 Jenis
rujukan
a. Rujukan medis :dibagi menjadi 2 yaitu:
i.
Rujukan pasien (Transfer of patient) Konsultasi
penderita untuk keperluaan diagnostic, pengobatan, tindakan opertif dan lain –
lain.
ii.
Pengiriman bahan (Transfer of specimen) untuk
pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
b. Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan terdiri dari
survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit menular/kejadian luar biasa(KLB),pemberian
makanan atas kejadian kelaparan, penyelidikan kejadian keracunan massal,
bantuan teknologi dan obat-obatan dan tempat tinggal pada kejadian bencana alam
2.4 Tingkat
rujukan
Sebelum membahas tingkat rujukan akan
dibahas dahulu tingkat perawatan unit bayi baru lahir. Berdasarkan faktor resiko
dan kemampuan unit kesehatan.
Pada dasarnya tingkat perawatan dibagi
menjadi
1.
Pelayanan dasar
termasuk didalamnya adalah RS kelas D, puskesmas dengan tempat tidur, rumah
bersalin.
2.
Pelayanana spesialistik
da dalamnya termasuk RS kelasa C, RS kabupaten, RS swasta,RS provinsi.
3.
Pelayanan
subspesialistis Ialah RS kelas A, RS kelas B pendidikan non pendidikan
oemerintah atau swasta.
Tingkat unit perawatan BBL dapat
dibagi menjadi:
1. Unit
perawatan bayi baru lahir tingkat III
Merupakan
openerima rujukan BBL yang lahir dirumah atau pondok bersalin.unit ini
memeberikan pelayanan dasar pada bayi
yang baru lahir di puskesmas dengan tempat tidur atau rawat inap dan rumah
bersalin. Kasus rujukan yang dapatdilakukan adalah: bayi kurang bulan, sindroma
gangguan pernafasan,, kejang, cacat bawaan ynag memerlukan tindakan segera,
gangguan oenegluaran mekonium disertai kembung, dan muntah, kuning yang
timbulnya terlalu awal atau lebih dari dua minggu dan diare. Pada unit ini
perlu penguasaan terhadap pertolongan
pertama kegawatan bayi bat=ru lahir seperti pengenalan tanda-tanda sindroma
gangguan nafas, infeksi atau sepsis, cact bawaan yang memerlukan sengan segera,
masalah ikterus, muntah perdarahan, berat badan lahir rendah dan diare.
2. Unit
perawatan bayi baru lahir tingkat II
Pada unit ini
telah ditempatkan sekurang kurangnya empat tenaga dokter ahli. Pelayanan yang
diberikan di unit ini berupa pelayanan kehamilan dan persalinan normal maupun
resiko tinggi. Perawatan bayi baru lahir kali ini meliputi kemampuan
oertolongan resusitasi bayi baru lahir maupun resusitasi pada kegawatan selam
pemasangan pita endotrakeal, terapi oksigen, pemberian cairan intavena. Terapi
sinar dan tranfusi tukar, penata laksanaan hipoglikemi perawatan bayi BBLR dan
bayi lahir dengan tindakan. Sarana penunjang berupa laboratorium dan
pemeeriksaan radiologis telah tersedia pada unit ini. Unit ini juga telah
dokter bedah sehingga dapat melakukan tindakan bedah segera pada bayi-bayi
3. Unit
perawatan bayi batru lahir tingkat I
Pada unit ini
semua aspek yang berhubungan dengan masalah perinatologi dan neonatologi dapat
ditangani. Unit ini merupakan pusat rujukan
sehingga kasus yang ditangani sebagian besar merupakan kasus resiko
tinggi baik dalam kehamilan, persalinan maupun bayi baru lahir.
2.5 Identifikasi
neonatus yang akan dirujuk
Yaitu neonatus yang tergolong neonatus
resiko tinggi. Perlu diketahui bahwa neonatus resiko tinggi dapat lahir dari ibu dengan kehamilan resiko tinggi
pula. Dalam tahap yang lebih awal,
penolong persalinan seharusnya dapat mengenali bahwa kehamilan yang
dihadapinya adalah suatu kelahiran
resiko tinggi. Berikut ini beberapa kelahiran resiko tinggi yaitu: ketuban
pecah dini, amnion tercemar mekonium, kelahiran prematur kurang dari 37 minggu
, kelahiran postmatur lebih dari 42 minggu, toksemia, ibu menderita DM, primigravida muda, primigravida tua,
kehamilan kembar, ketidak cocokan rhesus, hipertensi, penyakit jantung pada
ibu, penyakit ginjal pada ibu, penyakit epilepsi pada ibu, ibu demam/sakit,
perdarahan ibu, sungsang, lahir dengan seksio sesaria/extraksi vakum, ertraksi
forsep, kecanduan oba-obatan, dicurigai adanya kelainan bawaan, komplikasi
obstetri lain.
Bayi
yang termasuk resiko tinggi antara lain bayi prematur/ BBLR (BB dibawah
1750-2000 grram), umur kehamilan kurang dari32-36 minggu, bayi yang lahir dari
ibu DM, bayi dengan riwayat apnae, bayi
dengankejang berulang, sepsis, asfiksia berat, bayi dengan gangguan perdarahan
dan bayi dengan gangguan nafas (respiratory
distress)
Penolong
persalinan nhars mengidentifikasi bahwa ibu akan melahirkan , kelak akan
melahirkan resiko tinggi, penolong persalinan dalam hal ini antara lain: dukun
beranak, bidan desa, perawat bidan, dokter puskesmas/ dokter persalinan, dokter
di RS kelas D, dokter di RS kelas C. Penolong mengidentifikasi kelahiran bayi,
resiko tinggi adalh dukun beranak. Bidan atau perawat bidan lebih mudah
mengidentifikasi kelahiran abyi resiko tinggi, karna pada saaat menempuh
pendidikan, telah diajarka menenai persalinan dan neonatus resiko tunggi.
Bidan
dapat memberikan alih pengetahuan kepada dukun mengenai pertolongan kelahiran bayi berupa ketentuan-ketentuan
sebagai berikut membersihkan saluran nafas, bayi dijaga jangan sampai
kedinginan, bila perlu memberikan bantuan nafas mulu ke mulut, proses pertolingan
kelahiran harus bersih untuk menhindarkan kemungkinan infeksi, perawatan tali
pusat dan perawatan bayi yang benar.
2.6 Mekanisme
alur rujukan
a. Dari Kader
dapat dikirim ke: Puskesmas pembantu
Pondok
bersalin / bidan desa.
Puskesmas / puskesmas rawat inap
Rumah sakit
pemerintah / swasta
b.
Dari Posyandu dikirim ke: Puskesmas pembantu
Pondok
bersalin / bidan desA.
Puskesmas /
puskesmas rawat inap
Rumah sakit
pemerintah / swasta
c.
Dari Puskesmas Pembantu dikirim ke: Rumah sakit tipe D/C atau
Rumah sakit
swasta
d.
Dari Pondok bersalin / Bidan Desa dikirim
ke: Rumah sakit tipe D/C atau
Rumah sakit
swasta
2.7
Kendala/masalah dalam rujukan
Kendala yang paling banyak adalah
masalah transportasi, masalah lain dalam rujukan adalah masalah geografi.
Jalan-jalan yang ditempuh sering kali menghambat, sehingga tidak jarang
walaupun telah diberikan penjelasan tentang perlunya rujukan kepada orang tua
atau keluarga, tetapi akhirnya mereka keberatan bayinya dibawa kerumah sakit
yang lebih mampu merawat bayinya. Seiain itu orang tua dan keluarga bayi
jugamembayangkan ditempat rujukan nanti berapa lagi uang yang harus dikeluarkan
untuk perawatang bayinya.
Kendala lain dalam rujukan bayi
adalah ketersediaan fasilitas, apakah kelasrumah sakit sudah
sesuaidenganfasilitas yang secara teori harus ada. Kondisi ini juga kadang-kadang
menyebabkan rujukan langsung ke RS kelas A atau RS kelas B.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan.
3.2
Saran.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2006. Modul Materi Dasar I
Kebijakan Program Imunisasi. Depkes RI, Jakarta.
Kosim, MS, dkk,2003, Buku Paduan
Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Bidan, dan Perawat Dirumah
Sakit. IDAI, MNH-JHPIEGO-Depkes RI, Jakarta.
Tcipta, Guslihan, 2004, Sistem
Rujukan Neonatus. Bagian ilmu kesehatan anak. FK USU, Medan
LIKE THIS FRIENDS
BalasHapusdon't forget to be excited about everything
BalasHapuscara mengobati batuk rejan pada bayi dan anak
Sharing information is beautiful. Thank you for an interesting article discussion
BalasHapusTanaman Herbal Penyakit Eksim
Makanan Yang Dianjurkan Bagi Penderita Eksim